“Adapun kebahagiaan ilmu, maka hal itu tidak dapat kamu rasakan kecuali dengan cara mengerahkan segenap kemampuan, keseriusan dalam belajar, dan niat yang benar"-Ibnu Qayyim.

Saturday, July 24, 2010

Keberanian Sejati

“Tidak semua orang memiliki keberanian sejati. Tahukah anda apakah keberanian sejati itu? Keberanian sejati adalah sikap bersedia dikoreksi bila salah dan siap menerima kebenaran meskipun dari orang yang memiliki kedudukan lebih rendah.”

Berkata memang mudah. Namun untuk mempraktekkan apa yang diucapkan butuh pengorbanan yang besar. Bahkan terkadang harus dengan taruhan nyawa. Orang yang berbicara dengan kata yang diolah demikian rupa dan disusun rapi dan indah sehingga mampu membuat orang terkesima, biasanya mudah diacungi jempol dan dianggap sebagai orang “hebat”. Walaupun dalam kesempatan lain dia melanggar dan menelan perkataannya sendiri.

Bila penilaian untuk menjadikan seseorang sebagai murabbi (pembimbing) cukup dengan perkataan yang membuat umat terkesima, maka sadarilah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan kepada Rasul-Nya agar berhati-hati dari orang demikian (artinya):

Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.(Al An’am: 116)

Maka berpalinglah (wahai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan kami, dan tidak menginginkan melainkan kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka.(An Najm: 29-30)

Engkau jangan merasa aman dan terlalu percaya diri, terlebih angkuh dan sombong. Telah berlalu suri tauladan yang buruk yang bisa kita jadikan pelajaran. Sebuah kejadian yang menimpa orang-orang yang memiliki ilmu bagaikan gunung menjulang setinggi langit, ibadah yang kuat, zuhud, qana’ah, dan sifat-sifat mulia yag lain yang menghiasi bajunya. Namun dia harus menanggalkan kemuliaannya itu di hadapan seorang wanita yang kurang dan lemah akalnya. Dialah ‘Imran bin Haththan (salah seorang tokoh Sunni, namun setelah menikah dengan puteri pamannya, seorang wanita Khawarij, justru dia menjadi tokoh Khawarij. Bahkan dia memuji Ibnu Muljim pembunuh Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu).

Oleh karena itu dengarlah bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala kepada Rasul-Nya (artinya):
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Al Kahfi: 28)

Semoga dengan peringatan ayat-ayat ini engkau terbangun dari tidur lalu bergegas menuju orang-orang yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Duduk bersama mereka adalah bimbingan dan keselamatan. Dan keselamatan diri dan agama tidak bisa ditukar oleh apapun juga.

Keberanian Menerima Kebenaran adalah Keberanian Yang Sejati

Guru teladan adalah guru yang siap menerima nasihat apabila salah dan siap kembali kepada kebenaran apabila tersesat tanpa menggugat kebenaran itu dan tanpa meremehkan siapa yang membawanya. Kebenaran adalah modal keselamatan, dan kebenaran itu lebih berharga daripada kita. Kebenaranlah yang menjadi akhir dari setiap usahanya. Dari itu ia menjunjung tinggi amanat Allah Azza wa Jalla ketika Dia mengatakan (artinya):


Demi masa, seusungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.(Al ‘Ashr: 1-3)

Mengangkat nasehat dalam kebenaran menjadi tujuan yang meliputi lubuk hatinya. Kapan saja dia mendengar kebenaran dan dimana menemukannya, dia segera mengambil dan berpegang dengannya.

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ ؟ قَالَ : ﷲ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِم

“Agama ini adalah nasihat.” Kami mengatakan: “bagi siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan orang awam mereka.” (HR. Muslim)

Dalam buku Qawa’id wa Fawaid (hal. 95) disebutkan: “Cukup bagi seseorang berada dalam kemuliaan ketika dia melaksanakan apa yang telah dipukul oleh makhluk Allah ta’ala yang mulia dari kalangan para nabi dan rasul. Nasehat merupakan sebab yang membuat tinggi derajat para nabi. Maka barangsiapa yang menginginkan ketinggian dalam penilaian Rabb langit dan bumi, hendaklah dia melaksanakan tugas yang mulia ini.”

Pembimbing teladan adalah orang yang berusaha menjauhkan diri dari sifat:
Menolak kebenaran dan mengentengkan orang lain.” (HR. Muslim)

Keberanian dan sikap tegas dalam menerima kebenaran adalah keberanian yang terpuji dan sejati. Allah ta’ala mensifati kaum yang beriman dengan firman-Nya (artinya):
Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dengan keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuhnya.(An Nisa: 65)
Sesungguhnya jawaban orang-orang yang beriman bila mereka dipanggil kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) diantara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nur: 51)
Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz Dzariyat: 55)

Ibnu Katsir mengatakan: “Sesungguhnya peringatan (nasihat) itu akan bermanfaat bagi hati yang beriman.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/238)

Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan: “Allah subhanahu wa ta’ala memberitakan bahwa peringatan tersebut akan bermanfaat bagi orang yang beriman karena pada diri mereka ada keimanan, rasa takut, taubat dan mengikuti ridha Allah subhanahu wa ta’ala, yang semua itu mengharuskan peringatan tersebut bermanfaat baginya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala (artinya):
Oleh sebab itu berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat. Orang-orang yang takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan mendapat pelajaran, orang-orang yang kafir dan celaka akan menjauhinya.” (Al A’la: 9-11)

Adapun yang tidak memiliki iman dan tidak ada kesiapan untuk menerima peringatan, maka peringatan kepadanya tidak akan bermanfaat bagaikan tanah tandus yang hujan pun tidak akan bermanfaat baginya sedikitpun. Golongan ini apabila datang kepada mereka ayat Allah subhanahu wa ta’ala mereka tidak beriman dengannya sampai mereka melihat adzab yang pedih.” (Taisirul Karimirrahman, hal. 755)
Wallahu a’lam bishshowab.

Referensi : Buletin Islam AL ILMU Edisi 53 / I / III / 1426

Dikutip dari Majalah As Syari’ah edisi Vol. I/No.07/1425 H/2004 oleh Al Ustadz Adurrahman Lombok

Friday, July 23, 2010

Kedatangan Ramadhan al-Mubarak

Wahai manusia!

Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan do’a-do’amu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membim-bingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitabnya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedakahlah kepada kaum fuqoro dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persau-daraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihani manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo’a pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azza wa jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab meraka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan do’a mereka ketika mereka ber-do’a kepada-Nya.

Wahai manusia!

Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan bersujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘alamin.

Wahai manusia!

Barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebas-kan seorang budak dan dia diberi ampunan atas do-sa-dosa yang lalu.

Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah ti-daklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: jagalah dirimu dari api nera-ka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah di-rimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia!

Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini akan berhasil melewati sirathul mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanan-nya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia ber-jumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Alllah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyam-bungkan tali persaudaraan (silaturrahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia akan berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya ganjarann seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain.

Barangsipa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangnnya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia!

Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagi-mu, maka mintalah kepada Rabbmu agar tidak per-nah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tidak lagi pernah menguasaimu. Amirul Mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata: Ya Rasullullah apa amal yang paling utama di bulan ini? jawab Nabi: Ya Abal Hasan amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.”

Moral: Ramadhan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan....perlu dihargai, dimanfaat dan dilayani seadilnya sementara roh dan jasad masih bersatu...

sumber:http://akhwatfillah.wordpress.com/2009/08/05/pidato-rosululllah-saw-menyambut-kedatangan-ramadhan/

Tuesday, July 13, 2010

Lagi Nasihat dari Iblis


Pada suatu saat Rasulullah SAW bertanya kepada Iblis, ” Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku, siapa yang paling engkau benci ?”

Iblis menjawab dengan jujur, ” Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang2 yang mengikuti agamamu.”

” Lalu, siapa lagi yang paling kau benci ?” tanya Rasulullah SAW.
” Seorang pemuda yang bertakwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis.
” Lalu, orang alim yang wara (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu, orang yang senantiasa menjaga kesucian dari 3 kotoran (Hadast besar, kecil, dan najis).”
” Siapa lagi ?” tanya Rasulullah SAW.

” Orang Fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.
” Dari mana engkau tahu kalau ia bersabar ?”

” Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama 3 hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang2 yang bersabar.” jawab Iblis.
” Siapa lagi yang engkau benci ?”
” Orang kaya yang bersyukur.”

” Lalu apa yang bisa memberitahumu bahwa ia bersyukur ?”
” Bila saya melihatnya mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya.”
” Bagaimana kondisimu apabila umatku menjalankan sholat ?” tanya Rasulullah SAW.
” Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.

” Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali.

Apabila mereka menunaikan manasik Haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan2 orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu membelahku menjadi dua.”

” Mengapa ?”

” Sebab dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan dia disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit.”

” Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan umatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan,” tutur Rasulullah SAW.

” Tidak mungkin ! Di mana umatmu bisa bahagia sementara aq senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap umatmu, sementara aq bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kamatianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (kiamat), sungguh aq akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba2 Allah SWT yang mukhlis (murni).” jawab Iblis.

Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, ” Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu ?”

” Orang2 yang suka makan riba.” jawab Iblis lagi.
” Siapa teman dekatmu ?” tanya Rasulullah SAW.
” Orang yang berzina.”
” Siapa teman tidurmu ?”
” Orang yang mabuk.” jawab Iblis.
” Siapa tamumu ?” Tanya Rasulullah
” Pencuri.”
” Siapa utusanmu ?” tanya Rasulullah
” Tukang sihir (dukun).” jawab Iblis.

” Apa yang menyenangkan pandangan matamu ?” tanya Rasulullah.
” Orang yang bersumpah dengan talak.” jawab Iblis.
” Siapa kekasihmu ?” tanya Rasulullah.
” Orang yang meninggalkan sholat Jum’at.”
” Apa yang membuat hatimu panas ?” tanya Rasulullah.
” Bila manusia banyak beristighfar kepada Allah, di malam maupun siang hari.”

” Apa yang membuatmu malu dan hina ?” tanya Rasulullah.
” Sedekah secara rahasia.” jawab Iblis.
” Apa yang dapat mengendalikan kepalamu ?” tanya Rasulullah
” Memperbanyak sholat berjamaah.”
” Siapa orang yang paling membahagiakanmu ?” tanya Rasulullah
” Orang yang sengaja meninggalkan sholat.”

” Siapa yang paling celaka menurut engkau ?” Tanya Rasulullah
” Orang2 yang kikir.” Lalu, kata Iblis lagi, ” Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut memakan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.”

” Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka aq adalah temannya.”

” Aq memohon kepada-Nya agar aku punya rumah, maka kamar mandi adalah rumahku. Aku memohon agar punya masjid, maka pasar adalah masjidku. Aku memohon agar punya Al Qur’an, maka syair adalah Al Qur’anku. Aku mohon agar aku punya adzan, maka terompet adalah adzanku. Aku memohon kepada-Nya agar aku punya tempat tidur, maka orang2 yang mabuk adalah tempat tidurku …. ”

Rasulullah berkata kepada Iblils, ” Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat2 dari kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”

Moral: Wahai umat, sedarlah sementara masih ada waktu...Cukuplah dengan segala macam dosa yang kita lakukan di atas bumi Allah ini. Iblis pun telah mendedahkan rahsia-rahsia untuk menjadi hamba Allah yang benar2 bertakwa...Hamba Allah yang benar2 bersyukur atas setiap kurniaanNYA...

Katakanlah (wahai Muhammad): Mahukah Kami khabarkan kepada kamu akan orang-orang yang paling rugi amal-amal perbuatannya? (Iaitu) orang-orang yang telah sia-sia amal usahanya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka sentiasa betul dan baik pada apa sahaja yang mereka lakukan. Merekalah orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat Tuhan mereka dan akan pertemuan denganNya; oleh itu gugurlah amal-amal mereka; maka akibatya Kami tidak akan memberi sebarang timbangan untuk menilai amal mereka, pada hari kiamat kelak.(al-Kahfi: 103-105)

sumber: Petikan dari Syajaratul-Kaun, doktrin tentang pribadi Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha’i Al Andalusia, 17 Ramadhan 560 H – 22 Rabi’ust-Tsani 638 H

Wednesday, July 7, 2010

Kucing: Terpesona


Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”

Ini mengisahkan tentang seorang wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.

Kenapa kucing dibenci? Walhal Junjungan besar Nabi Muhammad sendiri sangat sayang pada kucing, bahkan nabi mempunyai seekor kucing peliharaan yang diberi nama 'mueeza'. Setiap kali ada tamu bertandang, nabi akan mengendong mueeza dan meletakkan diatas pahanya. Mueeza ini mempunyai satu keistimewaan. Setiap kali azan berkumandang, mueeza akan mengeong (meow2), seolah-olah mengikuti rentak azan itu. Satu bukti kasih dan sayang nabi pada mueeza, pernak sekali nabi ingin mengambil jubahnya, tetapi mueeza plak tidur diatas lengan jubah nabi. Dek kerana tidak mahu membangunkan mueeza, Nabi sanggup mengerat lengan jubahnya... Renung-renungkan..






Monday, July 5, 2010

Perlindungan dari Allah asbab Kejujuran

Hasan al-Basri (semoga Allah memberkatinya) adalah seorang imam yang terkenal dan di masanya, hidup Habib al-’Ajami (semoga Allah mensucikan jiwanya). Beliau bukan seorang Arab, tapi dari Persia atau Bukhara, dan (beliau) buta huruf.

Suatu ketika Habib al-’Ajami sedang duduk di depan khaniqahnya (pondokan untuk berdzikir), tiba-tiba Hasan al-Basri datang dengan tergopoh-gopoh. “Oh Habib, sembunyikan aku karena Hajjaj, wakil gubernur, mengutus tentaranya untuk menangkapku. Sembunyikan aku!” kata Hasan al Basri. Dan Habib membalas “Masuklah ke dalam dan bersembunyilah.” Hasan masuk ke dalam dan menemukan sebuah tempat untuk bersembunyi. Beberapa saat kemudian, beberapa tentara menghampiri Habib, “Apakah anda melihat Hasan al-Basri?”

“Ya, Aku melihatnya di dalam. Dia ada di dalam.”

Mereka masuk ke dalam dan melihat ke sekeliling, melihat ke segala arah, bahkan menyentuh kepala Hasan al-Basri, dan beliau melihat mereka dengan ketakutan. Kemudian pasukan itu keluar, dan berkata kepada Habib,”Apa sekarang anda tidak malu (karena) anda telah berdusta. Di mana dia? Hajjaj akan berurusan dengan orang yang bekerja sama dengan Hasan al-Basri, dan itu cocok dengan anda. Anda berkata bahwa dia berada di dalam, apakah anda tidak malu telah berdusta!”

“Di dalam, Aku tidak berdusta. Dia di dalam.”

Sekali lagi, mereka masuk. Lalu, dengan sangat marah, mereka pergi. Kemudian Hasan al-Basri keluar. “Oh, Syaikh, apa ini? Aku datang kapadamu, memintamu untuk menjagaku dan engkau mengatakan kepada tentara bahwa aku berada di dalam.” “Ya Hasan, ya Imam, najawt min sidqi-l-kalaam –engkau diselamatkan oleh kebenaranku! Aku mengatakan kebenaran dan Allah melindungimu karena aku berkata dengan jujur. Aku berkata, “Wahai Tuhanku, ini adalah Hasan al-Basri, hamba-Mu, dia datang meminta pertolonganku, berkata, ‘Sembunyikan aku, jagalah aku!’ Aku tidak bisa melindunginya. Aku mempercayakan dia kepada-Mu, menyerahkan dia kepada-Mu sebagai amanat dariku. Engkau melindunginya.’ Aku hanya mengatakan hal itu dan membaca Ayat al-Kursi.”

Karena itulah para tentara tiada pun dapat melihatnya.

Moralnya: . Kejujuran adalah antara harta yang paling berharga bagi seseorang hamba. Kejujuranlah yang bisa menyelamatkan lidah kita dari terus membuat dusta. Oleh yang demikian, berkata benarlah walaupun ia menyakitkan. Allah Maha Mengerti akan keadaan hamba-hambanya dan DIA suka akan kebenaran. Honesty is the best policy.

Kehebatan Lelaki Sejati - Abu Yazid Al Busthami

“Tuanku, engkau boleh berjalan di atas air!” murid-muridnya berkata dengan penuh kekaguman kepada Bayazid Al-Busthami.

“Itu bukan apa-apa. Sepotong kayu juga boleh,” Bayazid menjawab.

“Tapi engkau juga terbang di angkasa.”

“Demikian juga burung-burung itu,” tunjuk Bayazid ke langit.

“Engkau juga mampu bepergian ke Ka’bah dalam semalam.”

“Setiap pengelana yang kuat pun akan mampu pergi dari India ke Demavand dalam waktu satu malam,” jawab Bayazid.

“Kalau begitu, apa kehebatan seorang lelaki sejati?” murid-muridnya ingin tahu.

“Lelaki sejati,” jawab Bayazid, “adalah mereka yang mampu melekatkan hatinya tidak kepada sesuatu pun selain Tuhan.”

Moralnya: Hati adalah milik Allah. Walaupun hati mempunyai empat lobes yang berbeda (caudate, quadrate, right and left lobes), tiada tempat lagi untuk sesuatu yang selain Allah Ta'ala...Renung-renungkan wahai para pemuda - pemudi. Mampukah kalian menjadi "lelaki sejati" (termasuk wanita)? Buktikan...Action speaks lounder than just a word!!

http://darisrajih.wordpress.com/category/kisah-sufi/abu-yazid-al-busthami/

Posisi tidur terbaik




Diriwayatkan daripada Barra’ bin ‘Azib r.a: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda:
Maksudnya: “Apabila kamu hendak tidur di tempat pembaringan kamu hendaklah kamu berwuduk seperti wuduk untuk solat. Kemudian hendaklah kamu baring di lambung kanan kamu. (Hr Bukhari dan Muslim)


Hadis ini mengajar kepada umat Islam supaya baring pada lambung kanan. Adapun tidur dengan cara yang lain adalah seperti berikut:

Tidur dengan meniarap


Dr Zafir al-Attar berkata:


“Seseorang yang tidur meniarap di atas perutnya selepas tempoh yang tertentu akan merasai kesusahan untuk bernafas kerana beratnya gumpalan belakang badan yang besar yang menghalang dada daripada meregang dan mengecut ketika menghembus dan menyedut nafas. Kedudukan seperti ini juga menyebabkan kesukaran pernafasan yang boleh mengganggu jantung dan otak.”


Pengkaji dari Australia telah menyatakan bahawa berlaku peningkatan kematian kanak-kanak kepada tiga kali ganda apabila mereka tidur meniarap dibandingkan jika mereka tidur di lambung kanan atau kiri.


Majalah ‘Times’ telah menyatakan bahawa kajian di Britain telah menunjukkan peningkatan kadar kematian mengejut kanak-kanak yang tidur meniarap.


Tidur meniarap adalah dilarang oleh Islam. Abu Hurairah r.a telah meriwayatkan hadis dari Rasulullah s.a.w . Baginda melihat seorang lelaki meniarap. Lalu baginda bersabda:

Maksudnya: “Sesungguhnya ini adalah cara baring yang dimurkai oleh Allah dan Rasulnya.” (Hr Tirimizi dan Ahmad-hasan lighairihi)


Abu Umamah r.a berkata: Nabi s.a.w lalu dekat seorang lelaki yang tidur meniarap di Masjid. Lalu baginda memukulnya dengan kakinya dan berkata:

Maksudnya: “Bangunlah kamu dari tidur dan duduklah sesungguhnya ini adalah cara tidur ahli neraka jahannam.” (Hr Ibnu Majah)


Tidur menelentang


Dr Zafir al-Attar berkata:


Tidur menelentang akan menyebabkan pernafasan dengan mulut kerana mulut akan terbuka ketika menelentang disebabkan mereganngnya rahang bawah.


Sepatut dan seeloknya hidung yang bernafas kerana ia terdapat bulu2 dan hingus yang menyaring udara yang masuk dan banyaknya saluran darah yang disediakan untuk memanaskan udara.


Bernafas dengan mulut lebih menyebabkan seseorang itu terkena selsema di musim sejuk dan juga menyebabkan keringnya gusi yang akhirnya menyebabkan radang.


Tidur mengiring ke kiri


Tidur mengiring ke kiri pun tidak elok kerana jantung ketika itu dihimpit oleh paru kanan yang mana ia lebih besar dari paru kiri. Ini akan memberi kesan pada tugas jantung dan mengurangkan kecergasan jantung lebih2 lagi kepada orang yang sudah tua. Seperti mana perut yang penuh ketika itu akan menekan jantung.



Perbandingan diantara tidur mengiring ke kanan dan tidur mengiring ke ke kiri


Kajian yang telah menunjukkan bahawa makanan yang lalu daripada perut kepada usus berlangsung di antara 2.5 hingga 4.5 jam apabila orang yang tidur mengiring ke kanan. Manakala orang yang tidur mengiring ke kiri memerlukan masa di antara 5 hingga 8 jam bagi proses yang sama.


Tidur yang terbaik


Tidur yang terbaik adalah dengan kedudukan mengiring ke kanan kerana paru kiri lebih kecil daripada paru kanan. Ini menyebabkan jantung menanggung benda yang lebih ringan. Hati juga akan dalam kedudukan tetap stabil dan tidak tergantung. Perut akan bertenggek di atasnya dengan baik. Ini memudahkan untuk mengosongkan makanan dari perut selepas proses penghadaman.

Moral: Jangan bertangguh untuk beramal. Mulakan dari malam ini untuk tidur menurut cara islam. Wudu', doa, ayat kursi, surah 3 kul dan tidur pada lambung kanan patut dijadikan amalan. Tak dilupakan, sentiasalah memaafkan kesalahan manusia sebelum kita tidur, semuga setiap kesalahan kita akan mendapat pengampunan jua dari yang sepatutnya. Jadikan Islam cara hidup kita dalam segalanya.

Rujukan:
Mausuah al-I’jazil Qurani Fil Ulum wat Tib wal Falak
oleh Dr Nadiah Toyyarah,
Musnad Imam Ahmad dan kamus

Sumber primer : Blog Al-marhum Mohd Fadhiri bin Rakiah (Mohamad ARiffin)
www.fadhiri.com
sumber sekunder: http://www.murabbi.net/v1/articles.php?article_id=50

Mentari Hidupku...

Sunday, July 4, 2010

Ilaa Ukhtinaa Al-Habiibah.. Kepada Saudari Kami Tercinta..





Ingin kami ucapkan beberapa kalimat ini kepadamu, di bawah desingan peluru-peluru musuh, dan gelegar ledakan roket yang telah menjadi hiburan kami. Surat ini juga dari kami yang kini terpaksa meringkuk di balik jeruji besi hanya karena kami menyatakan bahwa “Tuhan Kami Adalah Allah”. Surat ini kami tujukan kepadamu Ukhti Muslimah…karena kau adalah permata, kau juga perhiasan mulia yang melengkapi keindahan ajaran Nabi saw. Beberapa kalimat yang tulus keluar dari lubuk hati kami sebagai saudara yang melaju bersama ke arah yang satu. Demi menyelamatkanmu dari cakaran manusia serigala bermuka domba.


Ukhti Muslimah….!!! Kami tidak akan membawa sesuatu yang baru, semoga kau tidak bosan mendengarnya….walau rasanya sudah berkali-kali kami ingatkan bahwa tiada agama manapun yang lebih memuliakan wanita sebagaimana Islam. Jika kau masih tidak percaya, lihatlah pada sejarah .. apa yang dilakukan oleh penghuni zaman jahiliyah terhadap kaummu, bukankah mereka menguburkanmu hidup-hidup hanya karena takut jatuh miskin atau durhaka?


Bukankah engkau adalah yang paling banyak diperjual belikan bagai barang rongsokan sebagai hamba sahaya di zaman kerajaan Romawi ? Bahkan hingga kini….. di suatu zaman yang mereka juluki zaman kebebasan dan kemerdekaan, mereka teruskan tradisi itu, hanya saja,… kini mereka bungkus dengan kata kontes ratu cantik, yang berisi memperlombakan ukuran tubuh terbaik bagi para lelaki hidung belang. Entah apa yang mereka cari, betapa jauh mereka menghinakanmu, betapa buruknya gambaranmu di mata mereka, bagi mereka kau tidak lebih dari sekerat tebu gula segar, yang setelah manis sepah dibuang…. Kemudian belum puas dengan itu mereka masih melolong bahwa Islam menzalimi hak-hak wanita…sungguh sebuah penyesatan dan pendustaan yang nyata.


Ukhti Muslimah….!!! Usaha perbaikan dirimu adalah sebuah cita-cita abadi, dan tujuan yang mulia, serta harapan seluruh arsitek bagi proyek perbaikan umat. Karena mereka tahu, kunci perbaikan umat ini ada pada dirimu, jika dirimu baik…maka baiklah seluruh umat ini. Demi Allah..!!! berpeganglah dengan tali ajaran agama ini, dan laksanakanlah segala perintahnya, Jangan sekali kali kau langgar larangannya, apalagi mempersempit hukum hakamnya, karena semua itu hanya akan lebih mengekang kehidupanmu sendiri, karena tiada keadilan yang lebih luas dari keadilan Islam terhadapmu dan kaummu, jika kau lari dari keadilan Islam, kau hanya akan menemui kezaliman dunia kufur terhadap hak-hak kehidupanmu. Berpeganglah sepertimana Umahatul Mukminin mencontohkannya dalam kehidupan sehari hari mereka, contohilah juga isteri-isteri para sahabat dan kaum muslimin yang telah membuktikan nilai keindahan permatamu.


Ukhti Muslimah…!!! Ketahuilah agama ini bukan hanya di mulut, tetapi ia menuntut adanya amal nyata, laksanakanlah perintah-perintahnya dan jauhilah larangan-larangannya walaupun tanpa kalimat “jangan”. Sesungguhnya kamu tidak perlu pengakuan timur dan barat karena kemuliaanmu dan harga dirimu telah ada sejak kau dilahirkan, dan bagi kami wahai ukhti muslimah,.. kau lebih mulia dari sekadar makhluk yang tergoda gemerlapnya dunia dan jeritan pekikan mungkar yang di sifatkan dengan “suara keledai” (Qs. Luqman 19) oleh Sang Maha Pencipta, kami tak rela melihatmu tenggelam dalam tipuan mereka yang selalu ingin menghinakanmu dengan berpura pura memujimu tetapi melucuti pakaian dan menelanjangimu di depan mata jutaan bahkan milyaran manusia di dunia, mereka hanya menginginkan kehormatanmu sama dengan binatang yang sememangya tidak pernah berpakaian, mereka hanya menginginkanmu mencoreng-coreng mukamu dengan polesan-polesan yang merusak wajah alamimu yang indah hasil ciptaan yang Maha Indah, mereka hanya ingin menjadikanmu pemuas nafsu setan-setan jantan berhidung belang. Mereka hanya ingin menjadikanmu bagaikan tong sampah yang hanya diisi dengan benih-benih buruk dan tercela.


Demi Allah kami tidak rela! Karena bagi kami kau sangat berharga, bagi kami kau adalah pelengkap kehidupan duniawi dan ukhrawi, maka besar jualah harapan kami padamu…


Ukhti Muslimah….!!! Seorang muslimah tidak pantas untuk menjadi keranjang sampah yang menampung berbagai budaya hidup dan akhlak yang buruk, apalagi budaya barat dengan berbagai kebiasaannya yang terlihat kotor dan menjijikkan itu. Seorang muslimah harus mandiri dalam memilih cara hidupnya sendiri, tentu semuanya berangkat dari acuan “firman Allah” dan “sabda NabiNya saw” . Seorang Muslimah selalu ingat bahwa dahulu pada suatu hari Rasulullah saw pernah bersabda: “Barangsiapa yang meniru (kebisaaan) suatu kaum, maka ia (termasuk) golongan mereka”. Maka ia sangat berhati hati dan kritis dalam menentukan tatacara hidup, berpakaian, dan bermu’amalah.


Ukhti Muslimah….!!! Engkau adalah puncak, kau juga kebanggaan dan kau juga lambang kesucian. Kau menjadi puncak dengan al-qur’an dan kebanggan dengan iman serta lambang kesucian dengan hijabmu dan berpegang pada ajaran agama ini. Lalu mengapa ada lambang kesucian yang malah meniru cara hidup yang najis


Bagi umat ini, ibu adalah madrasah terbaik jika ia benar-benar sudi mempersiapkan dan mengajari serta mendidik generasinya. Kiprah seorang ibu dalam membentuk generasi umat terbaik dan mujahid penyelamat serta pengawal hukum hakam Allah adalah sangat penting. Lihatlah para pahlawan kita, mereka yang telah membuktikan dengan nyata keberanian dan keikhlasan mereka dalam memperjuangkan tegaknya kalimatullah…mereka semua tidak lepas dari sentuhan lembut para ibu yang dengan sabar dan tanpa bosan terus mendidik mereka untuk menjadi mahkota bagi agama ini. Sadarilah…


Kewajiban seorang ibu bukan hanya memilihkan pakaian yang sesuai bagi anaknya, atau memberikan makanan yang terbaik baginya, sungguh tanggung jawab ibu jauh lebih besar dari sekadar itu semua, karena itulah kami sangat memerlukan seorang isteri atau ibu yang bisa mendidik anaknya dengan dien Allah dan sunnah NabiNya saw.


Kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anak perempuannya untuk menutup auratnya dan berhijab dengan baik, serta mendidiknya untuk mempunyai sikap malu dan berakhlak mulia. Kami tidak sedikit pun perlu kepada wanita yang hanya bisa mendidik anaknya untuk bertabarruj dan bernyanyi serta menghabiskan waktunya bersama televisi dan film-film yang berisi "binatang-binatang" yang dipuja.


Kami juga tidak perlu kepada wanita yang hanya bisa membiasakan anak perempuannya berpakaian mini sejak kecil, di mata kami wanita seperti itu bukanlah seorang ibu, tetapi ia lebih tepat untuk disebut sebagai racun bagi kehidupan anaknya sendiri, ibu yang seperti itu tidak bertanggung jawab dan ia juga pengkhianat umat dan agama ini serta menzalimi anaknya sendiri.


Kami memerlukan wanita suci yang bisa mengajari anak-anaknya taat kepada Rabbnya karena melihat ibunya selalu ruku’ dan sujud. Kami memerlukan seorang ibu yang bisa memenuhi rumahnya dengan alunan suara al-qur’an bukan alunan suara-suara setan atau namimah serta ghibah yang sangat dibenci oleh Allah dan RasulNya, supaya rumahnya menjadi rumah yang sejuk dan tenang serta bersih dari unsure-unsur najis nyata atau maknawi.


Kami memerlukan wanita yang dapat mengajari anak-anaknya untuk selalu bertekad mencari surga Allah, bukan hanya mengejar kenikmatan harta dunia, kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk siap melaksanakan Jihad fi Sabilillah serta menyatakan permusuhannya kepada musuh musuh Allah, dan kami memerlukan wanita yang bisa mengajari anaknya untuk mendapatkan kehidupan abadi di sisi Rabbnya sebagai syahid dalam perjuangan membela firman Allah dan sabda Nabi saw.


Ukhti Muslimah….!!! Kami memerlukan wanita yang selalu mengharap pahala dalam melayani suami, hingga ia selalu taat dan menghiburnya serta tidak pernah sedikit pun ingin melihat wajah murung sedih sang suami. Kami memerlukan wanita yang selalu menjaga dien anak-anaknya sebagaimana ia selalu menjaga kesehatan mereka. Salam hormat dari kami….


Salam hormat dari kami Kepada wanita yang sukses menjaga hubungannya dengan Rabbnya, dan dapat beristiqomah pada diennya, dan mempertahankan hijabnya di tengah badai cercaan lisan mereka yang jahil.


Salam hormat dari kami…..


Kepada wanita yang selalu tegas menjaga dirinya dari berikhtilat dengan lawan jenisnya yang bukan muhrim, dan menjaga dirinya dari pandangan lelaki yang di hatinya masih ada penyakit dan lemah. Salam hormat kepada wanita yang selalu menjaga agar dirinya tidak menjadi pintu masuk bagi dosa dosa dari berbagai jenis perzinaan.


Salam hormat dari kami….. Kepada wanita yang selalu sigap menutupi keindahan tubuh dan wajahnya dengan hijab tetapi selalu memperindah diri di hadapan sang suami tercinta. Ia tahu bagaimana menjaga dirinya dengan tidak bepergian sendiri agar tetap terlihat mulia bahwa ia adalah wanita yang terjaga.




Demi Allah Ukhti ….


Wanita-wanita yang seperti itulah kebanggan umat ini, mereka juga perhiasan masyarakat Islami, karena siapa lagi yang akan menjadi kebanggan itu kalau bukan mereka?


Apakah wanita yang selalu mengumbar aurat lengkap dengan berbagai polesan Tabarruj dan potongan potongan pakaian yang menjijikkan ditambah lagi cara berjalan yang meliuk-liuk bagaikan unta betina itu? Ataukah wanita yang lisannya selalu dibasahi dengan umpatan dan ghibah serta namimah yang keji?


Ataukah wanita yang waktunya habis di pasar-pasar malam dan supermarket atau mal? Kehidupannya hanya untuk melihat harga ini dan harga itu, toh semuanya juga tidak terbeli….bagi kami mereka adalah perusak kesucian Islam, mereka tidak pantas menyandang nama mulia sebagai “muslimah” karena mereka justeru melakukan pembusukan dari dalam.


Ukhti Muslimah…!!! Ingatlah bahwa kehidupan dunia ini hanya sebuah persinggahan, bersiaplah untuk meneruskan perjalanan ke negeri abadi, jangan sampai engkau lena…


Persiapkanlah bekalmu dengan memperbanyak amal sholeh, sebagaimana kau persiapkan dirimu dengan baik jika kau akan berangkat menghadiri pesta penikahan atau bepergian ke tempat teman atau saudaramu, kini kau pasti akan melakukan suatu perjalanan yang tidak dapat kau elakkan lagi, hari dan waktunya pasti datang…lalu apakah engkau telah siap..???? Kau akan melakukan suatu perjalanan yang membawamu hilang dari inagatan seluruh manusia, baik saudara atau sahabat, tetapi sebenarnya kau masih bisa mengabadikan namamu jika kau ingin melakukannya, tirulah apa yang di lakukan oleh Masyitah, atau Asiah (isteri Fir’aun), atau Maryam binti Imran ibu nabi Isa yang mulia, atau A’isyah binti Abu Bakar ra. Yang telah membuktikan kepada dunia akan harga diri seorang wanita serta kejeniusannya.


Lihatlah betapa nama mereka harum dan kekal, namanya pasti kan sampai ke telinga orang terakhir yang terlahir di bumi ini nanti. Sebagai bukti bahwa sang pemilik nama juga sedang hidup kekal bahagia di Jannati Rabbil Alamin.


Tetapi coba bandingkan dengan mereka yang tertipu dengan gemerlap dunia, apalagi ia menjadi terkenal hanya karena ia terlalu berani mengumbar auratnya, atau ia berani memasang tarif yang tinggi untuk harga dirinya, apakah semua itu memberinya manfaat setelah mulutnya dipenuhi dengan tanah di liang kubur? Berhati-hatilah..jangan sampai kau terjerumus pada jurang yang sama, hingga kau akan menyesal di hari yang sudah tiada berguna lagi arti sebuah penyesalan.


Ikhwaanukunna Fillah, Mujahid Fi Sabilillah.
sumber : www.ummahq.co.cc

Lupakan Ujian

Pada suatu hari, Rabiatul Adawiyah jatuh sakit. Beliau diziarahi oleh Hasan Al-Basri, Zunnun dan Malik bin Dinar. Berkata Hasan Al-Basri kepada Rabiatul Adawiyah: “Ini ujian dari Tuhan, maka hendaklah kamu bersabar.” Maka jawab Rabiatul Adawiyah: “Ada yang lebih baik dari bersabar.” Berkata pula Zunnun: “Ini ujian Tuhan. Maka hendaklah kamu redha.” Rabiatul Adawiyah menjawab: “Ada yang lebih baik dari redha.” Malik bin Dinar pula berkata: “Sakit ini sebenarnya adalah hadiah Allah kepada kamu. Maka hendaklah kamu bersyukur.” Jawab Rabiatul Adawiyah: “Ada yang lebih baik dari bersyukur.” Maka bertanya Malik bin Dinar: “Kalau sabar tidak memadai, redha tidak memadai dan syukur pun tidak memadai, apakah sebenarnya yang engkau rasakan?”

Rabiatul Adawiyah menjawab: “Sebenarnya aku sudah lupakan kesusahan yang Allah timpakan terhadap diriku ini.”

Melupakan segala ujian dan kesusahan yang Allah timpakan kepada kita dan mengingat-ingat segala nikmat yang Allah kurniakan kepada kita, juga melupakan segala ibadah dan kebaikan kita kepada Allah dan mengingat-ingat dan mengenang-ngenangkan segala dosa dan kejahatan kita kepada Allah termasuk dalam jalan kebenaran.
sumber: Pancaran Minda, Mejar (B) Abu Dzarin Taharem

Award Dari Ustaz Love


Hari ini dalam sejarah, tiba-tiba diri ini dianugerahkan sebuah award oleh ustaz love, sungguh tak disangka. Yelah, tak pernah2 dianugerahkan sebarang award sebelum ni (Dean's list award jauh sekali). Dengan usiaku yang baru setahun jagung dalam dunia blog ini, rasanya macam tak layak sama sekali untuk menerima anugerah sebesar ini..haha..tapi anyway, terima kasih kepada ustaz love. May Allah bless u always..amien. Pesan dari ustaz love supaya menjawab soaln2 dibawah. Moga-moga sekacang soalan exam(dalam mimpi)..huhu

apa nama blog anda & knp letak name tue??
Kebahagiaan yang datang kerana ilmu sebab blog ni diwujudkan bagi berkongsi ilmu2 yang sentiasa membahagiakan hati dan jiwaku. Semoga insan2 lain yang masih waras pun boleh bahagia dengan ilmu2 ini.



apa nama url blog anda & dari mn datangnya nama tuh?
http://onenasuha.blogspot.com/.....Allahu'lam..manalah saya taw. susah betul la soalan ni




apa method dalam penulisan anda..?
dakwah sempoi



penah terasa nk hapuskan blog?berikan sebab munasabah?
tak pernahla sebab blog = anak, anak = blog...haha..



pernah ahli keluarga baca blog anda?
tak pernah lagi. Diorang sibuk dengan propaganda lain


apa perasaan anda bila orang kata blog anda buruk, sedangkan anda merasakan ianya cantik?
haha..memang buruk pun. i dun mind. biar buruk luar, asal jangan buruk dalam..termasuklah siku


bile blog anda diberanakkan?
Ya Allah.Surat beranak tak buat lagi..tapi dalam bulan Jun 2010




siapa orang yang mula-mula tahu mengenai bl0g anda~?
Saya lah..Ummi blog ni huhu




5-10 org utk tag..
kalau boleh nak tag sume..terutamanya ustaz love yang berani tag saya..tak pasal la ustaz ni

Friday, July 2, 2010

Doa Seorang Ayah


Ya Tuhan...Berikanlah hamba seorang putera yang cukup kuat bagi mengakui kelemahannya, tabah dan bangga dalam kekalahan, jujur dan rendah hati dalam kemengan..

Berikanlah hamba seorang putera yang boleh mewujudkan cita-cita dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya..

Seorang putera yang sedar bahawa mengenalmu dan mengenal diri sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan

Ya Tuhan. Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak, tetapi bimbinglah dia ke jalan yang penuh rintangan dan godaan, kesulitan dan tentangan

Bimbinglah dia untuk tetap tegak dalam badai dan rasa kasih kepada mereka yang tidak berdaya. ajarlah dia untuk berhati tulus ikhlas dan bercita-cita tinggi, boleh memimpin diri sendiri sebelum mempunyai kesempatan memimpin orang lain

Berikanlah hamba seorang putera yang mengetahui erti tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka

Seorang putera yang boleh memandang jauh ke masa depan tetapi tanpa melupakan masa silam

Apabila semua menjadi miliknya, anugerahlah dia kejenakaan supaya dia dapat berusaha bersungguh-sungguh dan dapat pula menikmati hidupnya

Anugerahlah die kerendahan hati supaya selalu ingat bahawa keagungan sejati..sentiasa sederhana. Kearifan sebenarnya..senantiasa ikhlas dan kekuatan yang benar...senantiasa lembut

Akhirnya apabila semua terwujud, hamba sebagai yahnya memberanikan diri berbisik: "....HIDUPKU TAK SIA-SIA..."

Doa ini dipetik dari sebuah buku motivasi, Mencari Makna Hidup. Ia merupakan luahan hati seorang bapa, malahan setiap bapa-bapa di dunia ini yang menginginkan seorang anak yang bisa membuatkan dia bangga, agar setiap penat lelahnya selama ini tidak sia-sia. Seorang anak yang bisa membahagiakan bapanya di dunia mahupun di akhirat. Bukan akaun bank yang penuh dengan wang ringgit yang diharapkan, tetapi kasih sayang yang melimpah ruah dan perhatian yang tidak berbelah bagi dari anaknya yang waras. Oleh itu, hargailah bapa kita selagi ia masih ada disisi kita. Redha Allah itu terletak pada redha ibubapa kita.

Nasihat dari setan


Satu ketika, bertemulah dua syetan. Yang satu kurus dan yang lainnya gemuk. Keduanya mengobrol.

Syetan yang gemuk bertanya, “Apa yang membuat kondisimu seperti ini ?”

Syetan kurus menjawab, “Sungguh aku bersama orang yang ketika masuk rumah ia berkata, “Bismillah’, ketika makan berkata, “Bismillah”. Sebab itulah aku kurus”.

Syetan gemuk berkata, “Sungguh aku bersama orang yang tidak mengetahui sesuatu tentang itu. Aku pun menyertainya pada saat makannya, pada pakaiannya, pada pernikahannya serta setelahnya aku menaiki tengkuknya seperti menunggang hewan”.

Moral yang ingin disampaikan oleh setan(tersirat): Jadikan bismillah satu kemestian dan amalan. Anggaplah is sebagai pelengkap kehidupan manusia. Jangan bagi kami (setan) gemuk-gemuk sangat, tak larat nak bawa perut yang semakin membesar ni. Kami pun tak nak dikategorikan sebagai obese. Kata seekor setan lagi, setan2 akhir zaman memang banyak yang obese. Kenape ye? Salah siapa sebenarnya? Renung-renungkan (buat manusia akhir zaman...bukan buat setan akhir zaman) Jom hidup sihat tanpa setan. Say get lost to devil!!!

Setan: wahai manusia, kami dah bagi amaran awal-awal lagi ni, jangan marah kami kalau kami gemuk!!!

Thursday, July 1, 2010

Melihat Abu Yazid

….Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihat Allah SWT tujuh puluh kali….

Diceritakan bahwa Abu Turab an-Nakhsyabi merasa kagum pada pemuda, lalu ia mendekatinya dan mengerjakan tugas-tugasnya. Sedangkan si pemuda sibuk dengan ibadah. Lalu pada suatu hari Abu Turab berkata kepadanya, “Seandainya engkau melihat Abu Yazid.” Lalu ketika abu Turab berulang-ulang pernyataan, “ Seandainya engkau melihat AbuYazid” kepadanya, sang pemuda menjadi kesal dan langsung berkata, “Celaka kamu, apa yang harus aku perbuat dengan abu Yazid?”

Melihat sikapnya, jiwa Abu Turab bergejolak, ia marah dan tidak dapat menahan diri lagi sehingga berkata, “Celakalah engkau, engkau telah menipu Allah SWT. Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihat Allah SWT tujuh puluh kali.” Sang pemuda tercengang dengan ucapan Abu Turab dan mengingkarinya dengan bertanya, “Bagaimana bisa demikian?” Abu Turab menjawab, “Celaka kamu, engkau melihat Allah SWT hanya dari sisimu, lalu ia memperlihatkan dirinya-Nya kepadamu sesuai dengan kemampuanmu. Sedangkan jika kamu melihat Abu Yazid di sisi Allah, maka ia akan memperlihatkan diri-Nya sesuai dengan kemampuan Abu Yazid.”

Sang pemuda pun memahami perkataan Abu Turab, lalu ia berkata, “Bawa saya kepadanya.” Di akhir kisah, Abu Turab dan sang pemuda berdiri di atas bukit untuk menunggu Abu Yazid keluar dari dalam hutan yang penuh dengan hewan buas. Lalu Abu Yazid melintas di hadapan mereka sambil membawa seekor burung di pundaknya. Maka Abu Turab berkata kepada sang pemuda, “Itu dia Abu Yazid, lihatlah.”

Saat sang pemuda melihatnya, seketika itu pula ia pingsan. Lalu Abu Turab menggerak-gerakkan badannya, namun ternyata ia telah meninggal. Maka Abu Turab dan Abu Yazid berusaha menguburkannya. Saat sedang prosesi pemakaman,Abu Turab berkata kepada Abu Yazid, “Wahai tuanku, melihatmu membuat ia meninggal.” Abu Yazid berkata, “Tidak, tetapi temanmu dalam posisi benar. Dalam hatinya bersemayam rahasia yang tidak dapat terungkap oleh dirinya sendiri, lalu ketika ia melihat kita, barulah ia menyingkap rahasia hatinya sehingga ia pun merasa berat menanggungnya karena ia berada di tingkatan murid yang rendah. Karena menanggung beban itulah ia meninggal.

Sumber : Ihya’ Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali

Kisah Sufi: Hanya kerana sebutir kurma..


Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram.Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu.

“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi..

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.

“Astaghfirullahal adzhim” Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?” tanya Ibrahim.

“Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.

“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.

“Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita,

“Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”.

“Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.”

“Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu.”

Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh ibrahim.

4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.” “O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu.. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”

sumber: http://darisrajih.wordpress.com/category/kisah-sufi/

Bayangkan doa Ibrahim bin Adham ditolak selama empat bulan hanya kerana sebiji kurma. Hanya sebiji kurma yang nilainya mungkin tak sampai seposen!!! Ayuh kita bandingkan dengan diri kita yang terlalu khilaf, selalu membuat perkara2 yang Allah larang, yang nilaiannya kungkin lebih dari sebiji kurma. Apa agaknya pandangan Allah pada diri kita...Insaflah wahai hamba-hambaNYA..

Allah Maha Pengampun..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...