“Adapun kebahagiaan ilmu, maka hal itu tidak dapat kamu rasakan kecuali dengan cara mengerahkan segenap kemampuan, keseriusan dalam belajar, dan niat yang benar"-Ibnu Qayyim.

Saturday, April 30, 2011

Ada apa dengan.... Part 1


Ada apa dengan kusta…



Antara mukjizat yg Allah kurniakan kepada nabi Isa adalah nabi bisa menyembuhkan para pesakit kusta…hmm..kebetulan Faisal Tehrani juga ada menyebut ttg masalah kusta ni dlm karya beliau yg bertajuk “Bila Tuhan Berbicara”…namun begitu aku masih x paham apakah kusta sebenarny??? Apakah sejarah disebalik penyakit yg dah wujud beribu tahun dahulu.

Penyakit kusta telah menyerang manusia sepanjang sejarah. Banyak para ahli percaya bahwa tulisan pertama tentang kusta muncul dalam sebuah dokumen Papirus Mesir ditulis sekitar tahun 1550 SM. Sekitar tahun 600 SM, ditemukan sebuah tulisan berbahasa India menggambarkan penyakit yang menyerupai kusta. Di Eropa, kusta pertama kali muncul dalam catatan Yunani kuno setelah tentara Alexander Agung kembali dari India. Kemudian di Roma pada 62 SM bertepatan dengan kembalinya pasukan Pompei dari Asia Kecil.


Apa itu Kusta?
KUSTA adalah penyakit menular yang banyak menyerang kulit dan saraf. Kusta dapat menyebabkan gangguan pada kulit, mati rasa, dan kelumpuhan pada tangan dan kaki. Selain itu, kusta dapat menyerang sistem pernapasan atas, mata, membran selaput lendir

Sepanjang sejarahnya, kusta telah ditakuti dan disalahpahami. Untuk waktu yang lama kusta dianggap sebagai penyakit keturunan, kutukan, atau hukuman dari Tuhan. Sebelum dan bahkan setelah penemuan bakterai penyebab kusta, orang yang pernah mengalami kusta menghadapi stigma dan dijauhi oleh masyarakat. Sebagai contoh, di Eropa selama Abad Pertengahan,orang yang pernah mengalami kusta harus mengenakan pakaian khusus, cincin lonceng untuk memperingatkan orang lain bahwa mereka sudah dekat, dan bahkan berjalan di sisi tertentu jalan, tergantung pada arah angin. Bahkan di zaman modern, pengubatan kusta sering dilakukan di rumah sakit khusus dan mereka tinggal terpisah di koloni yang disebut leprosariums(Pusat kuarantin untuk pesakit kusta)


Bacilli Mycobacterium leprae (berwarna merah)

Pada tahun 1873, Dr Gerhard Armauer Henrik Hansen dari Norwegia adalah orang pertama yang mengidentifikasi kuman yang menyebabkan penyakit kusta di bawah mikroskop. Dan sebab itulah penyakit ini juga dikenali sebagai Hansen's disease huhu...Penemuan Mycobacterium leprae membuktikan bahwa kusta disebabkan oleh kuman, dan dengan demikian tidak turun-temurun, dari kutukan, atau dari dosa.

Terdapat beberapa jenis kusta berdasarkan tahap bahaya penyakit tersebut:
1. Tuberculoid (mild..paling ringan)
2. Borderline (Intermediate)
3. Lepromatous (severe...paling parah)

Lepromatous pula tergolong dalam jenis multibacillary dan Tuberculoid dalam jenis paucibacillary. Multibacillary, seperti namanya adalah disebabkan lebih byk bacili yang dijumpai semasa pemeriksaan dibawah mikroskop. Paucibacillary pula datang dari gabungan perkataan paucity & bacilli yang bermaksud kurang bilangan bacilli yang dijumpai.

Sampai akhir 1940-an, para doktor lepra di seluruh dunia mengubati pesakit yang terkena kusta dengan menyuntikkan minyak dari kacang chaulmoogra. Cara pengubatan ini cukup menyakitkan, dan walaupun beberapa pesakit tampak mendapatkan manfaat dari pengobatan ini, namundampak jangka panjang dari pengubatan ini masih diragukan.

Tahun 1921, US Public Health Service mendirikan W. Gillis Long Hansen's Disease Center di Carville, Louisiana, yang dikenal sebagai "Carville." Lembaga ini menjadi pusat penelitian dan pengujian untuk menemukan ubat untuk kusta dan tinggal di sebuah pusat perawatan untuk pasien kusta .

Jadi apakah tugas kte sbg ahli-ahli farmasi dalam kes ni???x kan goyang kaki jah..huhu..Kusta dapat diubati dgn MDT (multi drug therapy) yang melibatkan penggunaan antibiotik. Antara ubat-ubat yg sering digunakan:

1. Rifampicin
2. Diaminodiphenylsulfone (aka Dapsone)
3. Clofazimine
4. Ofloxacin (2nd generation Quinolone)
5. Minocycline (under tetracycline)

Namun begitu, seperti yang acapkali disebut oleh Dr Razak, masalah resistance mmg x dapat dipisahkan dengan penggunaan antibiotik. WHO guideline tlh mngesyorkan gabungan rifampicin & dapsone sebagai terapi yang paling mujarab (dengan izin-Nya) untuk mengatasi masalah ini. Antibiotik2 yang lain seperti yang tertera diatas digunakan apabila gabungan rifampicin & dapsone tidak memberi kesan yang diinginkan.

Sedikit ttg Dapsone

Dapsone adalah ubat jenis sulfone yg digunakan untuk merawat penyakit dermatitis herpitiformis dan pneumocystis jiroveci selain digunakan untuk merawat leprosy (kusta). Tablet Dapsone boleh didapati dalam dose 25mg, 50mg & 100mg bergantung kpd brand tertentu. Untuk MDT, dose Dapsone yg biasa digunakan ialah 100mg untuk sehari dan dose Rifampicin yang telah ditetapkan ialah 600mg untuk sebulan. Dose setiap ubat adalah sama untuk multibacillary leprosy & paucibacillary leprosy, yang bezanya cuma jangka masa atau tempoh rawatan itu. Multibacillary dek kerna melibatkan byk bacilli, maka durasi yang diperlukan ialah sekurang-kurangya 2 tahun. Manakala 6 bulan sudah cukup memadai buat paucibacillary. Apa nasihat para ahli farmasi untuk patient yang akan mngambil dapsone ini???huhu..Oleh sebab dapsone boleh mnyebabkan anemia yg agak teruk, maka pesakit yg sudah mghidap anemia sebelumny harus dirawat terlebih dahulu sbelum memulakan rawatan dgn dapsone.

Pesanan: walaupun agak tergantung tp penulis ingin berhenti setakat ini. Jika pembaca sume berminat lebih ttg penyakit kusta & rawatan2, boleh la kita discuss dgn lbh lanjut dilain hari..^_^..Allahu'lam.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...