….Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihat Allah SWT tujuh puluh kali….
Diceritakan bahwa Abu Turab an-Nakhsyabi merasa kagum pada pemuda, lalu ia mendekatinya dan mengerjakan tugas-tugasnya. Sedangkan si pemuda sibuk dengan ibadah. Lalu pada suatu hari Abu Turab berkata kepadanya, “Seandainya engkau melihat Abu Yazid.” Lalu ketika abu Turab berulang-ulang pernyataan, “ Seandainya engkau melihat AbuYazid” kepadanya, sang pemuda menjadi kesal dan langsung berkata, “Celaka kamu, apa yang harus aku perbuat dengan abu Yazid?”
Melihat sikapnya, jiwa Abu Turab bergejolak, ia marah dan tidak dapat menahan diri lagi sehingga berkata, “Celakalah engkau, engkau telah menipu Allah SWT. Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihat Allah SWT tujuh puluh kali.” Sang pemuda tercengang dengan ucapan Abu Turab dan mengingkarinya dengan bertanya, “Bagaimana bisa demikian?” Abu Turab menjawab, “Celaka kamu, engkau melihat Allah SWT hanya dari sisimu, lalu ia memperlihatkan dirinya-Nya kepadamu sesuai dengan kemampuanmu. Sedangkan jika kamu melihat Abu Yazid di sisi Allah, maka ia akan memperlihatkan diri-Nya sesuai dengan kemampuan Abu Yazid.”
Sang pemuda pun memahami perkataan Abu Turab, lalu ia berkata, “Bawa saya kepadanya.” Di akhir kisah, Abu Turab dan sang pemuda berdiri di atas bukit untuk menunggu Abu Yazid keluar dari dalam hutan yang penuh dengan hewan buas. Lalu Abu Yazid melintas di hadapan mereka sambil membawa seekor burung di pundaknya. Maka Abu Turab berkata kepada sang pemuda, “Itu dia Abu Yazid, lihatlah.”
Saat sang pemuda melihatnya, seketika itu pula ia pingsan. Lalu Abu Turab menggerak-gerakkan badannya, namun ternyata ia telah meninggal. Maka Abu Turab dan Abu Yazid berusaha menguburkannya. Saat sedang prosesi pemakaman,Abu Turab berkata kepada Abu Yazid, “Wahai tuanku, melihatmu membuat ia meninggal.” Abu Yazid berkata, “Tidak, tetapi temanmu dalam posisi benar. Dalam hatinya bersemayam rahasia yang tidak dapat terungkap oleh dirinya sendiri, lalu ketika ia melihat kita, barulah ia menyingkap rahasia hatinya sehingga ia pun merasa berat menanggungnya karena ia berada di tingkatan murid yang rendah. Karena menanggung beban itulah ia meninggal.
Sumber : Ihya’ Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali
Salam...thanks 4 tazkirah..
ReplyDeleteSyeikh Abu Yazid Al-Bisthami adalah mahaguru ke-7 dalam Salasilah Thariqat Naqsyabandiah, dihitung drpd Saidina Abu Bakar Siddiq a.s. yang memperoleh ilmu drpd Rasulullah SAW dgn perantaraan Jibril a.s. yg berasal drpd Allah SWT.
Abu Yazid adalah pancaran nur Muhammad SAW yang telah berdampingan dengan nur Allah SWT.
Nuurun 'alan-nuur.
"...Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." - Al-Qur'anul Karim; Surah An-Nuur ayat 35.
Abu Yazid adalah salah seorang yang dianugerahkannya (cahaya atas cahaya).
Sekiranya mahu bertemu dgn Abu Yazid, maka carilah penerus salasilahnya, penerus keilmuannya. Carilah seseorang yg mempunyai tali keguruan yg bersambung dengan Abu Yazid, carilah ahli salasilah yang terakhir.
Melihat wajahnya sama dengan melihat wajah Abu Yazid kerana isinya sama iaitu Nuurun ‘alan-nuur.
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk. Ameen~
alhamdulillah...akhirnya baru jelas psl ni..x sgka bgitu tngi anugerah yg Allah kurniakan kepada Abu Yazid ni..
ReplyDeleteSyukran..